Senin, 26 September 2011

Sinopsis Cerpen

(Tugas bahasa Indonesia kelas X)

“Wanita Berwajah Penyok”

Ia lahir tanpa diminta, hasil hubungan gelapyang dilaknat TUhan. Ia adalah seorang anak berwajar penyok yang kini telah beranjak dewasa, wanita berwajah penyok. Wanita ini diasuh oleh seorang ibu asuh yang pada saat itu menemukannya di pinggir kampung, lantaran kasihan, ia memutuskan untuk mengasuhnya.

Pada suatu siang, ia sedang berkeliling kampung sendirian, datanglah segerombolan anak kecil sepulang sekolah, mereka mengekori dan menyambiti punggung wanita itu. Karena merasa sakit, ia kehilangan kesabarannya, dan mengambil sebongkah batu kemudian dilemparkan ke arah anak-anak tersebut. Lemparannya mengenai seorang anak kecil, hingga kepala nya terluka. Mereka ketakutan dan pulang. Dan karena anak yang terluka pulang dalam keadaan luka, maka ia ngandukan perbuatan wanita tersebut kepada orang tuanya.

Karena hal tersebut, warga ketakutan dan meminta keluarga wanita itu untuk memasungnya. Akhirnya, wanita itu dipasung pada sebuah ruangan kecil dekat tanah pekuburan. Bertahun-tahun ia tinggal disana sendiri, seorang diri.

Ketika itu, bulan bersinar sangat terang, dan wanita berwajah penyok menemukan seberkas sinar bulan dari celah lubang hingga masuk dan dapat dilihat. Keterbelakangan membuatnya beranggapan bahwa bulan adalah teman pertamanya. Dari saat itu, ia merasa untuk pertama kalinya mendapatkan teman, yeah, rembulan, teman barunya. Ia pun mulai berkenalan dan bercakap dengan bahasa yang hanya ia sendiri yang mengetahuinya. Setiap malam ia menunggu kedatangan sahabatnya.

Namun, kian hari bentuk rembulan semakin sempit, bulan terus mengecil hingga menjadi sabit. Wanita berwajah penyok selalu beranggapan bahwasannya ketika bulan sedang sabit itu berarti temannya tersebut sedang bersedih, begitu sebaliknya. Ketika bulan sedang penuh, ia sangat gembira karena berhasil menghibur temannya tersebut hingga tidak merasa sedih lagi.

Dan pada suatu ketika, sehari setelah bulan benar-benar sabit, bulan tidak datang untuk menemuinya. Ia sedih sekali, bersamaan dengan kesedihannya turun hujan begitu deras. Ia beranggapan bahwa temannya sedang menangis dan ia ikut menangis, namun ia tetap berusaha menghibur sahabatnya dengan caranya dan bahasanya sendiri. Ketika itu, hujan membasahi badannya karena ruangan yang ia tempati kini, bocor.

Lelah menghibur, ia tertidur. Dalam tidurnya ia menggigil kedinginan, tanpa seorangpun tau. Dan keesokan paginya ia merasakan dirinya demam, ia melihat seberkas cahaya pelangi pada genangan air, namun menganggap itu adalah bulan. Ia tersenyum, lalu tertidur selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar